Dimana pokok
persoalannya?
Orangtua
seharusnya tempat yang paling dipercaya dan dijadikan panutan oleh anak.
Anak selalu
penasaran terhadap yang dia lihat, dengar dan yang dia pelajari.
Semua rasa
ketidaktahuan anak akan terjawab dengan bertanya kepada orangtua. Orangtua
adalah tempat pertama anak untuk menghilangkan rasa ingin tahu.
Meskipun
yang dikatakan anak terdengar bukanlah hal yang penting, tetapi bagi anak,
semua pertanyaan mereka adalah serius.
Orangtua
sering menganggap anak akan paham sendiri saat dewasa nanti. Orangtua
dikarenakan sibuk bekerja, banyak kerjaan. Mengabaikan mental anak, tidak
mementingkan kesadaran akan menjadi pendengar bagi anak.
Tidak serius
mendengar cerita anak, hasil yang nyata terlihat adalah anak tidak serius
mendengar perkataan orangtua.
Dikebanyakan keluarga, saat orangtua berbicara dengan anak, anak sibuk sendiri dengan kegiatannya, tidak serius mendengarkan kata-kata orangtua. Komunikasi seperti ini tidaklah berguna. Alhasil apa yang dikatakan orangtua, tidak dilakukan oleh anak.
Hal ini
menyebabkan orangtua mengulang perkataannya dengan nada bicara yang semakin
kencang dan akhirnya beradu mulut dengan anak.
Berawal dari
persoalan Berbicara dan Mendengar Antar
Orangtua dan Anak. Sehingga memunculkan berbagai persoalan anak, yang
mempengaruhi perkembangan anak.
Harus
diketahui, Tidak adanya hubungan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak,
akan menyebabkan anak tidak mempunyai kualitas hidup dan anak akan kekurangan kebiasaan baik.
Orangtua
yang rasional silakan cek dirumah Anda, siapa yang jarang mendengar cerita
anak? Siapa yang mengabaikan permintaan anak yang mendesak? Siapa yang tidak menyukai saat anak banyak berbicara?
Hanya dengan
menjawab dengan jujur, barulah dapat dihilangkan kebiasaan buruk ini.
Persoalan
ketidakharmonisan komunikasi di banyak keluarga, semuanya diakibatkan oleh
orangtua.
Untuk
menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bisa memakai 3 cara berikut
ini:
Banyak
orangtua dan anak saat berbicara, mengabaikan batas dan jarak. Lama kelamaan,
di kondisi manapun, anak seeprti permen karet yang selalu nempel di tubuh
orangtua, kondisi ini terkadang terlihat tidak nyaman oleh orang lain.
Ingin
menjalin hubungan komunikasi yang normal dengan anak, dapat melakukan dua sisi
berikut ini:
➤ Jarak yang erat
Ketika tidur
dan saat pulang ke rumah, orangtua memberikan pelukan kepada anak, menemani
anak bermain games, berbisik-bisik, jalan santai, saat menyebrangi jalan.
➤ Jarak yang sopan
Saat sedang
membicarakan hal yang serius, orangtua dan anak harus jaga jarak, saling
memandang supaya bisa fokus mendengar.
Serius
mendengar adalah saling fokus mendengar
dengan hati yang tulus. Jika kekurangan fokus mendengar dengan tidak saling menatap,
orangtua dan anak asal-asalan dalam menjawab. Maka tidak akan dapat memelihara
Fokus dalam komukasi antar orangtua dan anak.
Banyak anak
yang setelah masuk Sekolah Dasar, saat pelajaran dimulai, suka lihat kekiri dan
kekanan, hal ini berhubungan langsung dengan komunikasi orangtua yang sembarangan.
Saat anak
ingin berbicara dengan Anda, dan Anda dalam posisi yang memungkinkan, maka
dekati anak Anda, fokus mendengarkan apa yang ingin anak bicarakan pada Anda.
Cara ini
bisa membuat anak paham untuk menghormati orang lain, termasuk menghormati Anda.
Apa yang
anda lakukan kepada anak Anda, Anak Anda akan melakukan hal yang sama kepada
Anda.
Saat Anda
dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk serius mendengar anak Anda berbicara
(saat sedang menyetir, menyeberangi jalan, dan lain-lain) , Anda bisa mengatakan
kepada Anda untuk tunggu sebentar.
⇒ Serius mendengar anak berbicara, jangan
sembarangan memotong pembicaraan anak.
Saat anak
Anda menceritakan tentang rasa penasarannya kepada Anda meskipun cerita anak
tidak diungkapkan dengan jelas, Anda jangan asal merespon dan Anda jangan
memberikan pandangan kosong kepada anak Anda.
Ketika Anak
melihat orangtuanya tidak memberikan respon yang baik, anak akan menjadi malas
bercerita dengan orangtua. Lama kelamaan akan menyebabkan komunikasi antar
orangtua dan anak menjadi buruk.
Untuk
menghindari hal tersebut, ada dua hal yang dapat dilakukan:
➤ Tunjukkan ketertarikan Anda saat anak
bercerita.
Anak sangat
peduli terhadap respon orangtua, jika Anda merespon dengan penuh senyuman, anak Anda akan sangat
bersemangat menceritakan semua yang ingin dia ceritakan.
➤ Harus sabar mendengar cerita anak.
Hanya karena
adanya kesabaran orangtua dalam mendengar, sang anak baru bisa menyelesaikan
ceritanya dengan detail. Sang anak akan mempunyai rasa percaya diri dan
kesabaran untuk menyelesaikan cerita
yang sudah dia mulai.
⇒ Tunjukkan bahwa anak yakin Anda sedang serius
mendengarkannya.
Saat anak
berbicara, orangtua harus merespon dengan antusias, agar anak dapat memastikan
bahwa Anda serius mendengarkannya.
Misalkan
saat anak selesai bicara satu kalimat atau satu bagian, orangtua bisa merespon
dengan “kenapa bisa gitu?” wah, lucu sekali “” terus terus?”
⇒ Jika Anda mempunyai pendapat yang
berbeda, tunggu anak selesai berbicara terlebih dahulu.
Banyak
orangtua yang tidak sabar menunggu anak selesai berbicara, memotong pembicaraan
anak, mengkritik anak dengan segala keegoisan dan segala pemikiran orangtua.
Tanpa mempertimbangkan isi hati sang anak.
Jika
demikian, anak pun akan kehilangan ketertarikan untuk melanjutkan ceritanya.
Hal seperti
ini sering terjadi pada kebanyakan orangtua dan anak.
Pada
intinya, pendidikan keluarga adalah sebuah hal yang rumit yang harus menjadi
hal terpenting dalam keluarga.
Komunikasi
yang baik adalah kunci keberhasilan dari pendidikan keluarga. Jika komunikasi
tidak berjalan dengan mulus, maka mustahil akan menghasilkan anak yang hebat.
Semoga setelah membaca penjelasan saya yang belum sempurna ini, masalah anak yang selalu tidak menuruti kata-kata orangtua dapat terselesaikan secara perlahan-lahan.
Post a Comment
0Comments