Mengapa anak selalu tidak menuruti kata-kata orangtuanya?

suara mandarin
By -
0


Orangtua mengeluh anak semakin tidak nurut, anak mengeluh orangtua semakin cerewet. Interaksi diantara orangtua dan anak semakin berkurang.

Dimana pokok persoalannya?

Orangtua seharusnya tempat yang paling dipercaya dan dijadikan panutan oleh anak.
Anak selalu penasaran terhadap yang dia lihat, dengar dan yang dia pelajari. 

Semua rasa ketidaktahuan anak akan terjawab dengan bertanya kepada orangtua. Orangtua adalah tempat pertama anak untuk menghilangkan rasa ingin tahu.

Meskipun yang dikatakan anak terdengar bukanlah hal yang penting, tetapi bagi anak, semua pertanyaan mereka adalah serius.

Orangtua sering menganggap anak akan paham sendiri saat dewasa nanti. Orangtua dikarenakan sibuk bekerja, banyak kerjaan. Mengabaikan mental anak, tidak mementingkan kesadaran akan menjadi pendengar bagi anak.

Tidak serius mendengar cerita anak, hasil yang nyata terlihat adalah anak tidak serius mendengar perkataan orangtua.
  
Dikebanyakan keluarga, saat orangtua berbicara dengan anak, anak sibuk sendiri dengan kegiatannya, tidak serius mendengarkan kata-kata orangtua. Komunikasi seperti ini tidaklah berguna. Alhasil apa yang dikatakan orangtua, tidak dilakukan oleh anak. 

Hal ini menyebabkan orangtua mengulang perkataannya dengan nada bicara yang semakin kencang dan akhirnya beradu mulut dengan anak.

Berawal dari persoalan Berbicara dan Mendengar Antar Orangtua dan Anak. Sehingga memunculkan berbagai persoalan anak, yang mempengaruhi perkembangan anak.

Harus diketahui, Tidak adanya hubungan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak, akan menyebabkan anak tidak mempunyai kualitas hidup dan anak  akan kekurangan kebiasaan baik.

Orangtua yang rasional silakan cek dirumah Anda, siapa yang jarang mendengar cerita anak? Siapa yang mengabaikan permintaan anak yang mendesak? Siapa yang  tidak menyukai saat anak banyak berbicara?

Hanya dengan menjawab dengan jujur, barulah dapat dihilangkan kebiasaan buruk ini.

Persoalan ketidakharmonisan komunikasi di banyak keluarga, semuanya diakibatkan oleh orangtua.

Untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bisa memakai 3 cara berikut ini:

  ⇒ Serius mendengar anak berbicara, menjaga jarak yang logis dengan anak.

Banyak orangtua dan anak saat berbicara, mengabaikan batas dan jarak. Lama kelamaan, di kondisi manapun, anak seeprti permen karet yang selalu nempel di tubuh orangtua, kondisi ini terkadang terlihat tidak nyaman oleh orang lain.

Ingin menjalin hubungan komunikasi yang normal dengan anak, dapat melakukan dua sisi berikut ini:

Jarak yang erat

Ketika tidur dan saat pulang ke rumah, orangtua memberikan pelukan kepada anak, menemani anak bermain games, berbisik-bisik, jalan santai, saat menyebrangi jalan.

  Jarak yang sopan

Saat sedang membicarakan hal yang serius, orangtua dan anak harus jaga jarak, saling memandang supaya bisa fokus mendengar.


  Serius mendengar anak berbicara, lepaskan semua yang Anda pegang.

Serius mendengar adalah saling fokus  mendengar dengan hati yang tulus. Jika kekurangan fokus mendengar dengan tidak saling menatap, orangtua dan anak asal-asalan dalam menjawab. Maka tidak akan dapat memelihara Fokus dalam komukasi antar orangtua dan anak. 

Banyak anak yang setelah masuk Sekolah Dasar, saat pelajaran dimulai, suka lihat kekiri dan kekanan, hal ini berhubungan langsung dengan  komunikasi orangtua yang sembarangan.

Saat anak ingin berbicara dengan Anda, dan Anda dalam posisi yang memungkinkan, maka dekati anak Anda, fokus mendengarkan apa yang ingin anak bicarakan pada Anda.

Cara ini bisa membuat anak paham untuk menghormati orang lain, termasuk menghormati Anda.

Apa yang anda lakukan kepada anak Anda, Anak Anda akan melakukan hal yang sama kepada Anda.

Saat Anda dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk serius mendengar anak Anda berbicara (saat sedang menyetir, menyeberangi jalan, dan lain-lain) , Anda bisa mengatakan kepada Anda untuk tunggu sebentar.

Serius mendengar anak berbicara, jangan sembarangan memotong pembicaraan anak.

Saat anak Anda menceritakan tentang rasa penasarannya kepada Anda meskipun cerita anak tidak diungkapkan dengan jelas, Anda jangan asal merespon dan Anda jangan memberikan pandangan kosong kepada anak Anda.

Ketika Anak melihat orangtuanya tidak memberikan respon yang baik, anak akan menjadi malas bercerita dengan orangtua. Lama kelamaan akan menyebabkan komunikasi antar orangtua dan anak menjadi buruk.

Untuk menghindari hal tersebut, ada dua hal yang dapat dilakukan:

Tunjukkan ketertarikan Anda saat anak bercerita.

Anak sangat peduli terhadap respon orangtua, jika Anda merespon dengan  penuh senyuman, anak Anda akan sangat bersemangat menceritakan semua yang ingin dia ceritakan.

Harus sabar mendengar cerita anak.

Hanya karena adanya kesabaran orangtua dalam mendengar, sang anak baru bisa menyelesaikan ceritanya dengan detail. Sang anak akan mempunyai rasa percaya diri dan kesabaran untuk menyelesaikan cerita  yang sudah dia mulai.


 Tunjukkan bahwa anak yakin Anda sedang serius mendengarkannya.
 
Saat anak berbicara, orangtua harus merespon dengan antusias, agar anak dapat memastikan bahwa Anda serius mendengarkannya.

Misalkan saat anak selesai bicara satu kalimat atau satu bagian, orangtua bisa merespon dengan “kenapa bisa gitu?” wah, lucu sekali “” terus  terus?”
 
 Jika Anda mempunyai pendapat yang berbeda, tunggu anak selesai berbicara terlebih dahulu.

Banyak orangtua yang tidak sabar menunggu anak selesai berbicara, memotong pembicaraan anak, mengkritik anak dengan segala keegoisan dan segala pemikiran orangtua. Tanpa mempertimbangkan isi hati sang anak.

Jika demikian, anak pun akan kehilangan ketertarikan untuk melanjutkan ceritanya. 

Hal seperti ini sering terjadi pada kebanyakan orangtua dan anak.

Pada intinya, pendidikan keluarga adalah sebuah hal yang rumit yang harus menjadi hal terpenting dalam keluarga. 

Komunikasi yang baik adalah kunci keberhasilan dari pendidikan keluarga. Jika komunikasi tidak berjalan dengan mulus, maka mustahil akan menghasilkan anak yang hebat.

Semoga setelah membaca penjelasan saya yang belum sempurna ini, masalah anak yang selalu tidak menuruti kata-kata orangtua dapat terselesaikan secara perlahan-lahan.








 
Tags:

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)