Cara BerKomunikasi Dengan Anak Yang mulai Dewasa

suara mandarin
By -
0



Suaramandarin - Jurus Menjalin Komunikasi Dengan Anak Remaja Yang Lagi Puber. 


Anak memasuki umur remaja atau pubertas, maka akan diiringi dengan masa membangkang.

 
Banyak orangtua yang jadi sakit kepala dengan masa-masa membangkang anak remajanya.

 
Bahkan ada orangtua yang menganggap anaknya terkena sakit mental. Seperti orang gila, tidak bisa dilarang, tidak bisa dimarahi.

    
Jika demikian, bagaimana orangtua bisa mempunyai komunikasi yang baik dengan anak tersebut? 


  
1.

      1. Harus mengetahui keunikan dari psikologis anak remaja.


 

Dimasa ini, anak remaja mengalami perubahan yang sangat mendesak terhadap mental dan psikologi mereka.


Orangtua harus benar-benar memahami psikologi anak remajanya, agar dapat menemukan cara untuk membimbingnya.


Lalu, bagaimana caranya agar orangtua bisa memahami semua ini? Orang tua bisa melalui membaca buku, tanya pakar atau tanya guru.


Setelah memahami psikologi dari anak remajanya, maka ibarat mempunyai sebuah jurus. Orangtua menjadi paham jurus yang akan dipakai untuk menghadapi dan membimbing anak yang dalam masa membangkang.



      2. Minta bantuan orang yang dipercayai oleh anak remaja.


        
      
      Banyak orangtua yang menyia-nyiakan waktu dengan menasehati anak remaja. 


Sudah tahu anak itu tidak akan dengar, tetapi tetap saja terus menasehatinya.


Sudah  tahu hasilnya akan sama saja, tetapi tetap saja melakukan hal yang sama.


Yang harus dilakukan orangtua adalah mencari orang yang dipercayai oleh anak remaja. Umumnya adalah orang-orang yang usianya kurang lebih sama dengannya. 


Yang kemungkinan besar adalah temannya. Namun tentu bisa saja orang-orang dekatnya seeprti pamannya, tantenya dan siapapun itu.


Minta bantuan dan berikan penjelasan  kepada  orang yang dipercayainya, agar orang tersebut bisa perlahan-lahan menyampaikan kepada anak remajanya.


Dengan demikian, akan ada hasil yang lebih baik dibanding Anda cerewet seharian.



         3. Jangan menaruh harapan yang terlalu tinggi kepada anak.


      
       
      Anak tetap adalah anak. Mereka masih kecil. Pengalaman hidup masih sedikit dan cara berpikir masih dangkal.


Anak remaja masih sangat sulit untuk memahami orang lain. Maka dari itu, janganlah orangtua berharap batu bisa dalam sekejap menjadi permata. Janganlah Anda berharap mereka akan berubah dalam waktu seketika.


Orangtua harus sabar sedikit demi sedikit membimbing mereka.



      4. Peduli dan cari tahu apa yang dibutuhkan Anak.


      
       
      Anak-anak semakin hari akan semakin dewasa, disaat masa-masa pubertas ini, anak-anak sangat mempunyai pola pikir sendiri, dan selalu spontan melakukan segala sesuatu yang ada dipikirannya.


Namun orangtua selalu tidak mengerti, orangtua dengan spontan menegur anak dan membuat mereka sedih.


Pada akhirnya anak pun menyembunyikan segala sesuatunya di hadapan orangtua. Toh orangtua tidak akan setuju dengan setiap yang anak lakukan.


Maka, Masalah utama ini semua ada pada ORANGTUA. Komunikasi dengan anak yang kurang banyak, tidak tahu kebutuhan anak remaja, tidak tahu aap yang mereka ingin lakukan.


Jika orangtua mengetahui kebutuhan anak, memaklumi apa yang dipikirkan anak. 


Membimbing mereka jika pola pikir mereka tidak baik, membantu mewujudkan hal yang positif, denagn begitu anak akan menjadi penurut.


         5. Jadilah teman bagi anak remaja.


      
       
      Ingin mempunyai hubungan yang baik dengan mereka, orangtua harus jadi teman mereka.
Apapun yang dilakukan anak, selalu ingat bahwa mereka selamanya adalah anak.
Jadilah teman mereka, terutama di masa-masa remaja ini.


         6.  Sering memberi semangat agar menambah kepercayaan dirinya.




       
      Terkadang bukan anak yang ingin berlaku cuek terhadap orangtua, tetapi karena anak pernah mengalami hal-hal yang membuatnya sedih dalam beberapa persoalan hidup.


Dan juga karena adanya rasa butuh dihargai dan rasa mempunyai pola pikir sendiri, sehingga menolak nasehat orangtua.


Anak takut mendapatkan perlakuan yang tidak baik apabila melakukan suatu hal dengan tidak baik.


          7. Harus mengubah Intonasi berbicara dengan Anak.


      
       
     Tidak akan ada komunikasi yang baik jika intonasi bicara kita kasar atau terlalu keras.


Kesalahan dari banyak orangtua adalah anak harus mendengar kata-kata orangtua, karena orangtua selalu benar.


Anak mendengar perkataan orangtua, dan anak merasa perkataan orangtua tidak tepat, dan anak tidak mengikuti kata-kata orangtua.


Orangtua merasa anaknya berubah menjadi tidak penurut, orangtua marah dan intonasi bicara pun menjadi tidak bersahabat.


Dalam kondisi apapun, orangtua harus memperhatikan intonasi bebricara dengan anak.


Dengan mendengar intonasi bicara, Anak bisa merasakan apa yang ada dipikiran orangtua.



         8. Berikan ruang dan kebebasan kepada anak.


      
       
       Banyak orangtua setiap saat ingin tahu apa   yang dipikirkan oleh anaknya. 
       Padahal tidak semua harus diketahui       orangtua.  
       Anak juga punya privasi. 
       Hargai mereka. 
       Jangan jadi orangtua yang gila dihargai.


Mari sebagai orangtua untuk selalu intropeksi diri.


Semoga anak -anak Anda menjadi penurut.



 
Tags:

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)