Suaramandarin - Jurus Menjalin Komunikasi Dengan Anak Remaja Yang Lagi Puber.
Anak memasuki umur remaja atau pubertas, maka akan diiringi
dengan masa membangkang.
Banyak orangtua yang jadi sakit kepala dengan masa-masa
membangkang anak remajanya.
Bahkan ada orangtua yang menganggap anaknya terkena sakit
mental. Seperti orang gila, tidak bisa dilarang, tidak bisa dimarahi.
Jika demikian, bagaimana orangtua bisa mempunyai komunikasi
yang baik dengan anak tersebut?
1.
1. Harus mengetahui keunikan dari psikologis anak remaja.
Dimasa ini, anak remaja mengalami perubahan
yang sangat mendesak terhadap mental dan psikologi mereka.
Orangtua harus benar-benar memahami
psikologi anak remajanya, agar dapat menemukan cara untuk membimbingnya.
Lalu, bagaimana caranya agar orangtua bisa
memahami semua ini? Orang tua bisa melalui membaca buku, tanya pakar atau tanya
guru.
Setelah memahami psikologi dari anak
remajanya, maka ibarat mempunyai sebuah jurus. Orangtua menjadi paham jurus
yang akan dipakai untuk menghadapi dan membimbing anak yang dalam masa
membangkang.
2. Minta bantuan orang yang dipercayai oleh anak remaja.
Banyak orangtua yang menyia-nyiakan waktu
dengan menasehati anak remaja.
Sudah tahu anak itu tidak akan dengar, tetapi
tetap saja terus menasehatinya.
Sudah tahu
hasilnya akan sama saja, tetapi tetap saja melakukan hal yang sama.
Yang harus dilakukan orangtua adalah
mencari orang yang dipercayai oleh anak remaja. Umumnya adalah orang-orang yang
usianya kurang lebih sama dengannya.
Yang kemungkinan besar adalah temannya. Namun
tentu bisa saja orang-orang dekatnya seeprti pamannya, tantenya dan siapapun
itu.
Minta bantuan dan berikan penjelasan kepada orang yang dipercayainya, agar orang tersebut
bisa perlahan-lahan menyampaikan kepada anak remajanya.
Dengan demikian, akan ada hasil yang lebih
baik dibanding Anda cerewet seharian.
3. Jangan menaruh harapan yang terlalu tinggi kepada anak.
Anak tetap adalah anak. Mereka masih kecil.
Pengalaman hidup masih sedikit dan cara berpikir masih dangkal.
Anak remaja masih sangat sulit untuk
memahami orang lain. Maka dari itu, janganlah orangtua berharap batu bisa dalam sekejap
menjadi permata. Janganlah Anda berharap mereka akan berubah dalam waktu
seketika.
Orangtua harus sabar sedikit demi sedikit
membimbing mereka.
4. Peduli dan cari tahu apa yang dibutuhkan Anak.
Anak-anak semakin hari akan semakin dewasa,
disaat masa-masa pubertas ini, anak-anak sangat mempunyai pola pikir sendiri,
dan selalu spontan melakukan segala sesuatu yang ada dipikirannya.
Namun orangtua selalu tidak mengerti,
orangtua dengan spontan menegur anak dan membuat mereka sedih.
Pada akhirnya anak pun menyembunyikan
segala sesuatunya di hadapan orangtua. Toh orangtua tidak akan setuju dengan
setiap yang anak lakukan.
Maka, Masalah utama ini semua ada pada
ORANGTUA. Komunikasi dengan anak yang kurang banyak, tidak tahu kebutuhan anak
remaja, tidak tahu aap yang mereka ingin lakukan.
Jika orangtua mengetahui kebutuhan anak,
memaklumi apa yang dipikirkan anak.
Membimbing mereka jika pola pikir mereka
tidak baik, membantu mewujudkan hal yang positif, denagn begitu anak akan
menjadi penurut.
5. Jadilah teman bagi anak remaja.
Ingin mempunyai hubungan yang baik dengan
mereka, orangtua harus jadi teman mereka.
Apapun yang dilakukan anak, selalu ingat
bahwa mereka selamanya adalah anak.
Jadilah teman mereka, terutama di masa-masa
remaja ini.
6. Sering memberi semangat agar menambah kepercayaan dirinya.
Terkadang bukan anak yang ingin berlaku
cuek terhadap orangtua, tetapi karena anak pernah mengalami hal-hal yang
membuatnya sedih dalam beberapa persoalan hidup.
Dan juga karena adanya rasa butuh dihargai
dan rasa mempunyai pola pikir sendiri, sehingga menolak nasehat orangtua.
Anak takut mendapatkan perlakuan yang tidak
baik apabila melakukan suatu hal dengan tidak baik.
7. Harus mengubah Intonasi berbicara dengan Anak.
Tidak akan ada komunikasi yang baik jika
intonasi bicara kita kasar atau terlalu keras.
Kesalahan dari banyak orangtua adalah anak
harus mendengar kata-kata orangtua, karena orangtua selalu benar.
Anak mendengar perkataan orangtua, dan anak
merasa perkataan orangtua tidak tepat, dan anak tidak mengikuti kata-kata
orangtua.
Orangtua merasa anaknya berubah menjadi
tidak penurut, orangtua marah dan intonasi bicara pun menjadi tidak bersahabat.
Dalam kondisi apapun, orangtua harus
memperhatikan intonasi bebricara dengan anak.
Dengan mendengar intonasi bicara, Anak bisa
merasakan apa yang ada dipikiran orangtua.
8. Berikan ruang dan kebebasan kepada anak.
Banyak orangtua setiap saat ingin tahu apa yang
dipikirkan oleh anaknya.
Padahal tidak semua harus diketahui orangtua.
Anak
juga punya privasi.
Hargai mereka.
Jangan jadi orangtua yang gila dihargai.
Mari sebagai orangtua untuk selalu intropeksi diri.
Semoga anak -anak Anda menjadi penurut.
Post a Comment
0Comments