Semua yang terbaik adalah untuk anak, semua kesalahan anak selalu dimanfaatkan.
Setelah masuk sekolah, orangtua menjadi seolah-olah berubah. Semua hal yang berkaitan dengan anak adalah nilai, nilai dan nilai.
Sebaiknya orangtua membaca cerita berikut ini agar memahami tentang nilai anak
1. Lihat Prosesnya, Bukan Hasilnya.
Ada orangtua mengatakan, berkenaan dengan nilai ujian anak, selama ini saya tidak begitu mementingkannya.
Saya sangat salut terhadap anak saya, dia adalah seorang anak yang sangat menonjol. Saya melihat dia mengerjakan pekerjaan rumah (PR), Selalu membawa kertas ujian dengan pandangan yang menikmati.
Dia mengerjakan tugas matematika dengan sangat bersih dan rapi. Saya sering membuat kertas ujiannya menjadi Bookmark.
Anak saya suka membaca, dia menulis artikel dengan penuh kelucuan, terlihat nyata dan tulus.
Karena itu, saya tidak mementingkan hasil, hanya menikmati proses.
Saya merasakan bahwa proses pertumbuhan anak memberikan saya kebahagiaan yang tiada batas.
Anak saya tidak perlu pengawasan orangtua dalam belajar, dia bisa mengajar dirinya sendiri, mengatur sendiri hasil belajar.
Saat ditanya bagaimana dia menghadapi Ujian Akhir Semester, dia mengatakan bahwa teman-temannya belajar dengan tekun. dia juga mengatakan bahwa banyak teman-temannya yang setelah selesai ujian akan sangat sedih, dikomentari oleh guru, ada yang dimarahi orangtua setiba sampai di rumah, itu sungguh menyedihkan.
Menjadi seorang anak, saat nilai ujiannya tidak bagus. Dia akan dikomentar oleh guru dan diketawai teman.
Sebagai orangtua yang baik, seharusnya menyemangati anak dan memeluk anak agar tidak larut dalam kesedihan, dan bukan memarahi dan memukuli anak.
Saat anak saya duduk di kelas 6, hasil ujiannya selalu ditengah-tengah dan cenderung rendah. Terutama nilai matematikanya, yang selalu dibawah kriteria kelulusan minimum.
Sungguh malu jika diceritakan, tiap kali ada pemanggilan dari guru matematika, yang dipanggil selalu adalah anak saya, dan artinya yang harus ketemu guru matematikanya adalah saya.
Meskipun demikian, saya adalah orangtua yang tidak terlalu mementingkan nilai anak, nilai hanyalah tolak ukur pada satu sisi kehidupan anak.
Masih banyak hal lain selain nilai, yang perlu untuk dipelajari oleh seorang anak.
Masih banyak hal lain selain nilai, yang mempengaruhi pertumbuhan hidup dari anak.
Ada seorang psikolog bertanya kepada saya, Apa tujuan yang Anda tetapkan untuk masa depan anak Anda?
Saya menjawab: asalkan anak saya bisa menghidupi dirinya sendiri, itu sudah cukup bagi saya.
Diluar dugaan, psikolog memuji saya. Dia mengatakan saya adalah satu-satunya dari sekian banyak orangtua yang menjawab sesuai dengan yang ada dipikiran psikolog.
Namun pemikiran saya yang baik ini, mendapat pertentangan dari banyak orangtua.
Karena banyaknya orangtua yang hanya mementingkan gengsinya sendiri, malu jika anaknya mendapat nilai jelek. Dan suka membangga-banggakan anak sendiri di depan teman-temannya.
Tiba saatnya anak akan Ujian Akhir Semester, saya mengatakan kepada anak saya. Asalkan kamu tekun belajar, berapapun nilai kamu, kamu adalah anak mama yang terbaik.
Anak saya sejak kelas 4 SD, nilainya selalu di atas rata-rata.
Karena itu, banyak orangtua bertanya kepada saya cara mengajar anak.
Saya mengatakan bahwa belajar adalah privasi anak, nilai anak adalah privasi baginya. Jadi saat anak belajar, saya hanya mengatakan "jika kamu perlu bantuan mama, kapanpun kamu boleh tanya mama, mama akan sangat senang bantu kamu."
Diluar itu, saya jarang sekali bertanya tentang kondisi belajar anak, ujiannya bagaimana?
Saat harus menandatangani hasil ujian anak, saya hanya bertanya: "kamu puas gak dengan hasil belajar kamu?"
Jika anak mengatakan puas, saya akan tandatangan dan menulis kata puas di kertas ujiannya.
Memberi kepercayaan kepada anak adalah hal penting bagi saya.
Setiap kali anak saya pulang dan membawa kertas hasil ujian, dia selalu memberitahu siapa yang dapat nilai tertinggi di kelasnya, dia memberitahu di kelas dapat nilai tertinggi ke berapa, dia memberitahu dia salahnya dimana dan lain-lain.
Saya selalu memberitahu anak saya, berapapun nilai kamu, kamu adalah anak yang terbaik bagi mama.
Keluarga harusnya adalah bahagia. Bukan marah -marah karena masalah nilai anak.
Orangtua harusnya berikan kepercayaan kepada anak. Bukan memberikan beban kepada anak.
Post a Comment
0Comments