Sejarah Bakar Tongkang Bagansiapiapi

suara mandarin
By -
0

gambar diambil dari google

Suara Mandarin.com - Sekumpulan Orang Tionghua yang merantau dari Provinsi Fu jian- China.
 

Bermaksud ingin memperbaiki kualitas hidup, mereka menyeberangi lautan dengan kapal kayu yang sederhana. 

Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa Ki Ong Ya yang saat itu ada di kapal tersebut agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan.

Pada malam hari yang hening tiba-tiba mereka melihat cahaya yang samar-samar.

Dengan berpikiran di mana ada api disitulah ada daratan dan kehidupan, akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan Selat Malaka tersebut.

Sekelompok orang Tionghua yang mendarat di daratan tersebut berjumlah 18 orang yang kesemuanya bermarga Ang (dialek Hokkian).


Yang bernama: 
Ang Nie Kie, 
Ang Nie Hiok, 
Ang Se Guan, 
Ang Se Pun, 
Ang Se Teng, 
Ang Se Shia, 
Ang Se Puan, 
Ang Se Tiau, 
Ang Se Po, 
Ang Se Nie Tjai, 
Ang Se Nie Tjua, 
Ang Un Guan, 
Ang Cie Tjua, 
Ang Bung Ping, 
Ang Un Siong, 
Ang Sie In, 
Ang Se Jian, 
Ang Tjie Tui.

Ke-18 orang tersebut pun disebut sebagai leluhur orang Tionghua Bagansiapi-api.

Cahaya terang yang dilihat ke-18 perantau ini adalah cahaya yang dihasilkan oleh kunang -kunang  di atas bagan (tempat penampungan ikan di pelabuhan) , dan menjadi cikal bakal nama Bagansiapi-api.


Kota Bagansiapiapi terletak di Provinsi Riau, tepatnya di Kabupaten Rokan Hilir. Bagansiapiapi adalah Ibukota Kabupaten Rokan hilir. 



Bisa ditempuh dengan perjalanan dari Pekanbaru ataupun Medan.

Karena awal mula orang yang mendarat di Kota Bagansiapi-api adalah bermarga hong ( Hokkian: ang), maka jangan heran jika kebanyakan orang Bagansiapi-api bermarga ang.

Mereka  menginjakkan kaki di daratan Bagansiapi-api pada tanggal 16 bulan 5 penanggalan Imlek. 


Mereka melihat bahwa di Bagansiapi-api terdapat banyak ikan laut, dengan penuh kegembiraan mereka menangkap ikan untuk kebutuhan hidup. 


Mulailah mereka bertahan hidup di tanah perantauan tersebut.

Sebagai wujud terima kasih kepada dewa  Ki Ong Ya (dewa yang ada di dalam kapal mereka), para perantau memutuskan untuk membakar Tongkang yang ditumpangi mereka sebagai persembahan untuk Dewa  Ki Ong Ya.

Karena ingin mengenang para leluhur dalam menemukan Kota Bagansiapi-api dan sebagai wujud rasa syukur pada Dewa Ki Ong Ya. 


Saat ini setiap tahun pada tanggal 16 bulan 5 penanggalan Imlek selalu diadakan Ritual Bakar Tongkang atau disebut Go Cap Lak. Go artinya lima , Cap Lak artinya 16.

Festival Bakar Tongkang  untuk tahun 2018 diselenggarakan dari tanggal 28 Juni hingga 30 juni


Dimana pada tanggal 30 Juni Replika Tongkang akan diarak dan dibakar di tempat yang disediakan. 


Pembakaran Tongkang  merupakan akhir dari rangkaian acara festival Bakar Tongkang. 

Beberapa tahun terakhir, perayaan Bakar Tongkang di Bagansiapi-api semakin meriah. 


Dikarenakan selain ritual bakar tongkang sendiri, juga terdapat panggung hiburan yang menghadirkan artis artis dari luar negeri.


BACA JUGA : Kota Bagansiapiapi


Pada tahun 2018, artis yang diundang berjumlah 7 orang. Ketujuh orang tersebut adalah (Lihat Disini)

UPDATE: dikarenakan adanya Virus Corona, Perayaan Bakar Tongkang tahun 2020 - 2022 ditiadakan. 

Untuk tahun 2022 perayaan hiburan kesenian mulai diadakan kembali di IP plaza, namun perayaan Bakar Tongkang belum dilaksanakan kembali.

Pada tahun 2023 semua acara telah berlangsung normal, dimana perayaan ritual bakar tongkang dan acara kesenian dengan menghadirkan artis Taiwan di acara bakar tongkang dan artis Malaysia akan diadakan kembali.


Share On
Tags:

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)