7 cara hidup bahagia

suara mandarin
By -
0

🌜 Hidup tanpa Kepura-Puraan

Kebanyakan di antara kita menjalani hidup dengan kekhawatiran terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang kita.

Kita berusaha untuk terlihat baik dan membuat orang lain berpikir tentang kita. 

Kita menghabiskan banyak waktu hanya untuk mencoba menjadi seperti harapan orang lain, hal ini membuat kita menjadi resah karena setiap orang akan mengharapkan hal yang berbeda dari kita.
Di samping itu, apakah yang menjadi motivasi kita, ketika berusaha menjadi sesuai harapan orang lain? 

Apakah kita bertindak dengan ketulusan, ataukah hanya berusaha menyenangkan orang lain? Apakah kita hanya berpura-pura supaya orang lain akan memuji kita?

Bagaimanapun juga, Kepura-puraan tidak akan berarti dalam kehidupan kita karena kita harus hidup dengan diri sendiri

Kita akan menyadari saat melakukan kebohongan, walaupun orang lain mungkin memuji kita untuk citra yang kita ciptakan, hal ini akan membuat kita merasa tidak nyaman dengan diri sendiri.

Menjadi Munafik itu adalah sia-sia.

“Niat kita adalah kunci yang menentukan apakah hal yang kita lakukan itu berarti dan bermanfaat”






🌙  Merenungkan dan Menumbuhkan Niat Baik

Kita harus selalu merenungkan niatan kita. Beberapa pertanyaan yang dapat kita ajukan kepada diri sendiri antara lain :
  • Apa niatan di balik yang saya katakan atau lakukan? Apa ada niat untuk menyakiti seseorang? Atau niat untuk menguntungkan orang lain?
  • Apakah saya melakukan sesuatu untuk kepentingan diri sendiri, atau atas dasar rasa peduli kepada orang lain? Atau percampuran dari kedua alsan tersebut?
  • Apakah saya bertindak sesuai harapan orang lain, atau saya benar-benar memahami diri sendiri dan mengetahui yang terbaik untuk dilakukan?
  • Dalam memilah apa yang saya rasa terbaik untuk dilakukan, apakah saya memilah dengan kemelekatan atau kemarahan, atau apakah saya bertindak atas dasar kebaikan dan kebijaksanaan?

Patut diketahui, tindakan kita berdampak pada orang lain, dan karena kita memahami bahwa semua orang sangat menginginkan  kebahagiaan dan ingin terhindar dari penderitaan. 

Maka kita peduli terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kata-kata dan perbuatan kita kepada orang lain.

“ Sebuah niatan universal adalah niat yang bercita-cita untuk manfaat dan kesejahteraan bagi setiap makhluk hidup ”

 







☀️ Menentukan Prioritas-Prioritas yang Bijak

Salah satu hal terpenting dalam hidup kita adalah menentukan prioritas –prioritas yang baik, untuk mengetahui hal apa yang paling penting dalam hidup kita. 

Kita telah mengalami begitu banyak keadaan dalam hidup sehingga perlu beberapa waktu bagi kita untuk memilih apa yang menurut  kita berharga.

Ketika kita menentukan prioritas yang bijak, kita akan memilih aktivitas-aktivitas yang memberikan manfaat jangka panjang bagi diri sendiri maupun orang lain.

Ketika saya perlu mengambil keputusan, saya menggunakan satu set kriteria untuk menilai arah  mana yang harus diambil.

Pertama, saya memikirkan: Situasi mana yang paling kondusif agar saya dapat menjaga etika perilaku yang baik? Agar saya tidak menyakiti orang lain maupun diri sendiri.

Kedua, saya memikirkan : Situasi mana yang memungkinkan saya untuk memberikan manfaat terbesar kepada makhluk hidup lain dalam jangka panjang ?

“Seberapa sering kita memikirkan agar bisa memelihara hati dengan cara yang penuh kebahagiaan, semangat, dan penuh keindahan”

🔆 Menjaga keseimbangan Diri

Untuk menjaga diri kita agar tetap seimbang dalam kehidupan sehari-hari, kita harus perlu menjaga kesehatan yang baik. 

Ini berarti kita perlu makan dengan baik, istirahat cukup dan berolahraga secara teratur. Kita juga perlu terlibat dalam kehidupan yang positif serta bermanfaat. 

Kita jangan terlalu sering berdua dengan smartphone, sampai melupakan orang di sekitar kita.

“Tumbuhkan persahabatan dengan orang-orang yang memiliki kualitas-kualitas yang baik, bisa berbagi ilmu denganmu, dan dapat menjadi panutan yang baik bagimu”

BACA JUGA : Kata-kata Bahagia






⭐ Berteman dengan Diri Sendiri

Terkadang ketika kita sedang sendiri, kita memiliki pemikiran seperti , “oh , aku adalah orang yang gagal! Aku tidak bisa melakukan apa pun dengan benar! Aku tidak berharga, aku tidak heran jika tidak ada orang yang menyukaiku!

Rasa rendah diri ini merupakan salah satu halangan terbesar dalam jalan menuju pencerahan.

Kita hidup dengan diri sendiri setiap saat, tetapi bahkan tidak tahu siapakah diri kita atau bagaimana berteman dengan diri sendiri. 

Kita selalu menilai diri sendiri menggunakan tolak ukur yang tidak pernah kita renungkan apakah batasan tersebut nyata bagi kita atau tidak. 

Kita membandingkan diri dengan orang lain dan kita selalu menjadi orang yang kalah.

Diantara kita, tidak ada yang sempurna, kita semua memiliki kekurangan

Ini adalah hal yang wajar dan kita tidak perlu mencaci diri sendiri atas kesalahan  kita atau berpikir bahwa kita ada kesalahan. 

Kita suka membesar-besarkan karena kita tidak tahu siapa diri kita yang sebenarnya.

Kita perlu belajar untuk menerima dan berteman dengan diri sendiri. 

Saya memiliki kesalahan dan saya berusaha memperbaikinya, saya memiliki bibit, kemampuan dan bakat yang baik juga. 

SAYA ADALAH ORANG YANG BERHARGA.

“Amati pikiranmu dan pelajari cara membedakan antara pikiran yang bermanfaat dengan pikiran yang merugikan. Pahami bagaimana pikiraan menciptakan emosi. Beri ruang bagi hati kita untuk menerima dan menghargai diri apa adanya”

 






💥 Tidak Selalu Tentang Aku

Kita hanya berpikir mengenai diri sendiri. Bahkan ada majalah yang berjudul”Self”(diri) dan ada juga bernama “Me”(aku). 

Kita membeli produk yang disebut “iphone” dan “ipad”, dan sejak kita masih kecil, industri periklanan mencuci pikiran kita untuk selalu mencari kesenangan, kebanggaan, barang-barang, polularitas, dan seterusnya.

Kita percaya bahwa segala hal adalah mengenai aku! Kesenangan dan kesengsaraanku lebih penting dibandingkan kesenangan dan kesulitan orang lain.

BACA JUGA : Cara Mengatasi Masalah 

Benak kita menjadi sangat terusik oleh apapun yang terjadi pada diri kita atau berhubungan dengan kita. Kita melihat segalanya di dunia melalui periskop “Aku, milikku”

Mengapa pandangan ini seperti periskop yang sempit? Karena ada lebih 7 milyar manusia di planet ini dan kita berpikir kita adalah yang paling penting. 

Akan sangat baik kalau kita bisa sedikit santai dan mengingat slogan ini : semuanya tidak selalu tentang aku.

Sifat egois menyebabkan kita menderita. Saat kita mengalami penderitaan karena rasa takut, kegelisahan dan kekhawatiran, ini karena terlalu memperhatikan diri sendiri dengan cara sangat tidak sehat.

Belum ada yang terjadi, namun kita duduk dan berpikir, “Bagaimana kalau hal ini terjadi?Bagaimana kalau hal ini terjadi?”

Walau sesungguhnya, belum ada apapun yang terjadi. Merasakan ketakutan, kegelisahan dan ketakutan adalah penderitaan, dan sumber penderitaan ini adalah kesibukan dengan diri kita sendiri.

“Ketika kita mengamati ketakutan ini, kita melihat bahwa ketakutan ini tidak benar, dunia tidak akan hancur jika kita melepaskan keterpusatan pada diri sendiri dan membuka hati untuk peduli pada orang lain ”


🌟 Mengembangkan kebaikan

Mudah untuk memikirkan kebaikan keluarga dan sahabat-sahabat kita, namun bagaimana dengan kebaikan orang-orang asing? 

Sesungguhnya kita menerima kebaikan dari banyak sekali orang yang tidak kita kenal.

Berbuat baiklah kepada siapapun, baik kepada orang yang sudah kita kenal ataupun yang belum kita kenal. Berbuat baik membuat hidup kita lebih bahagia.

“Sesungguhnya kita menerima kebaikan dari banyak orang yang tidak kita kenal. Ketika melihat di sekeliling kita, segala hal yang kita gunakan itu ada karena kebaikan orang lain” 
Semoga hidup kita menjadi lebih baik dan semoga kita semua selalu bisa berbahagia. 

Jika bisa hidup dengan bahagia, mengapa memilih untuk bersedih?

Sumber buku : 7 Tips of Happiness


BACA JUGA : san zi jing

Salam Hidup Bahagia,

Share On

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)